ENERGY ECONOMICS

"Dan mengenai minyak ini, terserah pada diri kita sendiri apakah mau barter, mau refining sendiri atau mau dijual sendiri. Atau kita minta tolong kepada patner untuk menjualkanya, unuk kita" - Ibnu Sutowo, Mantan Dirut Pertamina

PHOTOGRAPHY

"There is only you and your camera. The limitations in your photography are in yourself, for what we see is what we are" - Ernst Haas

TRAVELLING

"Most days of the year are unremarkable. They begin, and they end, with no lasting memories made in between. Most days have no impact on the course of a life " - 500 days of summer

FOOTBALL

"The game of life is a lot like football. You have to tackle your problems, block your fears, and score your points when you get the opportunity" - Lewis Grizzard

ECONOMICS

"Banyak intelektual menganggap bahwa merupakan suatu kejahatan tingkat tinggi, apabila seorang ilmuan menulis terlalu indah bagaikan seniman" - Paul Samuelson

01 October 2015

United's Impossible Triangle, Choose Two!

Pada tahun 1950an, seorang matematikawan bernama Rogers Penrose menciptakan sebuah grafis yang kini populer dengan sebutan impossible triangle. Grafis tersebut merupakan sebuah bangun ruang, yang terbuat dari tiga balok lurus dengan penampang silang berbentuk segi empat, dimana ujung-ujungnya saling bertemu membentuk segitiga (sangat mirip dengan logo salah satu antivirus komputer buatan dalam negeri). Panrose mendeskripsikanya sebagai: Kemustahilan dalam bentuk termurni.

Kemustahilan grafis yang dipopulerkan oleh Panrose tersebut dikarenakan visualisasi tipuan 2 dimensi yang coba dibentuk menggunakan visualisasi 3 dimensi. Dalam kata lain hanya dua sisi yang merupakan grafis asli, sedangkan sisi lainnya adalah tipuan.

Jika memahami kegalauan Panrose terasa begitu ‘njlimet’, mungkin memahami pilihan fundamental yang sering muncul saat jaman perkuliahan/sekolah ini lebih sering ditemui, ada 3 pilihan anda hanya bisa memilih dua: Good Grade, Enough sleep, Social Life.

Dalam bentuk lebih sederhana lagi ada 3 pilihan yang cukup membingungkan (dalam berberapa kasus) Good, Fast, Cheap. Atau saya juga sering menanyakan kepada beberapa gadis mengenai pasangan idamannya kelak dengan 3 kriteria namun hanya bisa memilih 2 saja: Tampan, Mapan, Baik Hati. Kebanyakan dari mereka membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum menjawab pertanyaan saya, karena  pada dasarnya mereka ingin 3 kriteria tersebut ada pada pasangan hidupnya kelak.

Ada banyak pilihan sempurna atau ideal dalam hidup yang tak bisa kita ambil semuanya, karena kita harus mengorbankan satu pilihan. Termasuk dalam lapangan hijau. Coba saja tanyakan ke pelatih Manchester United, Luis Van Gaal seperti ini: Dari 3 nama berikut ini siapa yang akan anda pilih jika hanya bisa memasang 2 saja, Michael Carrick, Bastian Schweinsteiger, atau Morgan Schneiderlin? 

Ya, mungkin saya tidak bisa mendapat jawaban langsung dari Meneer Van Gaal. Namun, jika dilihat dari pertandingan yang sudah dijalani Manchester United musim ini, Van Gaal terlihat kebingungan dalam pemilihan double pivot untuk formasi 4-2-3-1 andalannya musim ini. Minimal dari 7 pekan Liga Premier yang sudah dijalani, Van Gaal selalu merotasi kombinasi 2 dari 3 jangkar di lapangan tengah United. 

Mari bedah satu persatu kombinasinya.

Kombinasi pertama: Carrick-Schneiderlin. Merupakan kombinasi andalan Van Gaal sejauh ini di Premier League. Tercatat 4 kali (lawan Spurs, Villa, Southamton, dan Sunderland) keduanya tampil mengawal lini tengah United sejak peluit babak pertama dimulai. Meski terlihat padu di lini tengah United, kombinasi keduanya sebenarnya tak rukun-rukun amat. Karena jumlah umpan antar keduanya tak pernah menonjol dalam satu pertandingan. Hal ini bisa jadi pembagian tugas keduanya sangatlah jelas, Carrick sebagai jangkar pelindung back-four United, sedangkan ‘Air France’ Schneiderlin sebagai Box-to-box. Kabar baiknya, kombinasi Carrick-Schneiderlin di liga Premier selalu menghasilkan 3 poin bagi Luis Van Gaal.

Meskipun kombinasi Carrick-Schneiderlin membawa rasa aman bagi Meneer Belanda, namun sekali lagi seperti disebutkan diawal tulisan ini, Van Gaal terlihat ‘gatal’ jika tak memainkan dirijen United yang lain, Bastian Schweinsteiger. Terbukti duet Carrick-Schneiderlin tak pernah penuh 90 menit. Schweni selalu masuk jadi orang ketiga mengganggu kemesraan pasangan Carrick-Schneiderlin. Yang menarik adalah pihak yang dikorbankan selalu Michael Carrick.

Kombinasi kedua: Schweinsteiger-Schneiderlin. Kombinasi rekrutan anyar Manutd untuk mengarungi musim ini merupakan opsi Van Gaal yang paling sering digunakan setelah duet Carrick-Schneiderlin. Meski nama mereka terlihat indah ketikan dibuatkan sebutan untuk mereka, Schmidfield (baca: Membayangkan Solidnya Lini Tengah Man United Bersama Schweinsteiger) nyatanya United selalu sial jika keduanya diturunkan sejak awal pertandingan. Dua kali kombinasi Schmidfield diturunkan manutd hanya berhasil membawa satu poin (imbang melawan Newcastle, serta kalah melawan Swansea). 

Kombinasi terakhir: Carrick-Schweinsteiger adalah duet yang saya bayangkan sebagai pasangan ideal bak dongeng sejak sebelum dimulainya musim ini. Melihat karakter permainan keduanya yang saling melengkapi satu-sama lain, Carrick yang selama ini dengan anggun-nya melindungi 2 bek tengah united, kini kedatangan jenderal lapangan tengah timnas juara dunia Jerman, Schweinsteiger. Carrick akan legowo sedikit kebelakang, dan menyerahkan inisiatif serangan kepada Bastian.

Kombinasi pemain gaek ini nyatanya memang sangat superior, dengan sangat harmonisnya menjadi top passing combination (17 passing) kala menghempaskan musuh bebuyutannya Liverpool 3-1 pada 12 September lalu. Satu-satunya alasan yang saya coba pahami kenapa duet Carrick-Schweinsteir hanya satu kali digunakan oleh Van Gaal sejak awal pertandingan adalah soal Chants. Van Gaal takut pendukung United terbelah saat mengumandangkan chant-chant. Karena chant "It's Carrick, you know, it's hard to believe it's not Scholes" akan sama lantangnya dengan "Deutsche fussball meister... Bastiaaan"

Adapun pertandingan Manchester United musim ini yang tanpa kombinasi ketiganya terjadi diluar kompetisi Liga Premier, yaitu pada pertandingan away Manchester United di Liga Champions melawan PSV Eindhoven dan pertandingan Capital One Cup melawan Ipswich Town. Skema kombinasi double-pivot pada 2 pertandingan tersebut  hampir sama. Meneer Van Gaal lebih tertarik memainkan kombinasi Schweni dengan Herrera. Dalam pertandingan versus PSV Eindhoven yang digelar di Phillips Stadion itu keduanya sebenarnya tak buruk-buruk amat, bahkan bisa dibilang cukup baik karena bisa menguasai lapangan tengah (ball possesion 38 berbanding 62 untuk united). Hererra pun pada akhirnya diganti, dan apesnya bukan Schneiderlin atau Carrick yang masuk tapi pemain-yang-dianggap-sebagai-juru-selamat-saat-united-terjepit, Fellaini. 

Luis Van Gaal, pun menerima 'hukuman' dengan tak membawa satu poin pun dari pertandingan perdana fase grup liga champions akibat mengingkari kombinasi impossible triangle-nya. Sedangkan ketika melawan Ipswich Town, duet Schweinsteiger-Herrera tak diganti Fellaini – mungkin ini alasan Manutd tak juga dihukum seperti saat menghadapi PSV Eindhoven.

Pada akhirnya, LVG bisa saja tutup mata, atau bahkan hitung kancing siapa yang akan mengisi double pivot united setiap pertandinganya. Karena memilih 2 dari 3 jenderal lini tengah Manchester United musim ini tak sepelik segitiga Penrose yang sangat membingungkan. Ketiganya adalah sosok ideal diposisinya masing-masing. Masalah hanya akan muncul jika ada satu atau dua dari ketiganya yang Cidera atau terkena larangan bermain. Karena nama yang akan muncul adalah Hererra dan lebih apes lagi jika sampai nama Fellaini yang keluar.

Jadi adakah kombinasi yang lebih indah dari segitiga Carrick-Schweinsteiger-Schneiderlin?

Yang lebih mahal banyak.



Disclaimer: 
Tulisan ini sudah rilis di rubik Pandit Sharing tanggal 16 Oktober 2015 https://www.panditfootball.com/pandit-sharing/186826/PSH/151016/sulitnya-memilih-dua-dari-tiga-gelandang-mu sejak saat itu saya belum menulis artikel kembali.