01 October 2015
United's Impossible Triangle, Choose Two!
8:08 AM
0 comments
Pada tahun 1950an, seorang
matematikawan bernama Rogers Penrose menciptakan sebuah grafis yang kini
populer dengan sebutan impossible
triangle. Grafis tersebut merupakan sebuah bangun ruang, yang terbuat dari tiga
balok lurus dengan penampang silang berbentuk segi empat, dimana ujung-ujungnya
saling bertemu membentuk segitiga (sangat mirip dengan logo salah satu
antivirus komputer buatan dalam negeri). Panrose mendeskripsikanya sebagai: Kemustahilan
dalam bentuk termurni.
Kemustahilan grafis yang
dipopulerkan oleh Panrose tersebut dikarenakan visualisasi tipuan 2 dimensi
yang coba dibentuk menggunakan visualisasi 3 dimensi. Dalam kata lain hanya dua
sisi yang merupakan grafis asli, sedangkan sisi lainnya adalah tipuan.
Jika memahami kegalauan Panrose
terasa begitu ‘njlimet’, mungkin memahami pilihan fundamental yang sering
muncul saat jaman perkuliahan/sekolah ini lebih sering ditemui, ada 3 pilihan
anda hanya bisa memilih dua: Good Grade,
Enough sleep, Social Life.
Dalam bentuk lebih sederhana lagi
ada 3 pilihan yang cukup membingungkan (dalam berberapa kasus) Good, Fast, Cheap. Atau saya juga sering
menanyakan kepada beberapa gadis mengenai pasangan idamannya kelak dengan 3
kriteria namun hanya bisa memilih 2 saja: Tampan, Mapan, Baik Hati. Kebanyakan
dari mereka membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum menjawab pertanyaan saya,
karena pada dasarnya mereka ingin 3
kriteria tersebut ada pada pasangan hidupnya kelak.
Ada banyak pilihan sempurna atau
ideal dalam hidup yang tak bisa kita ambil semuanya, karena kita harus
mengorbankan satu pilihan. Termasuk dalam lapangan hijau. Coba saja tanyakan ke
pelatih Manchester United, Luis Van Gaal seperti ini: Dari 3 nama berikut ini
siapa yang akan anda pilih jika hanya bisa memasang 2 saja, Michael Carrick,
Bastian Schweinsteiger, atau Morgan Schneiderlin?
Ya, mungkin saya tidak bisa mendapat
jawaban langsung dari Meneer Van Gaal.
Namun, jika dilihat dari pertandingan yang sudah dijalani Manchester United
musim ini, Van Gaal terlihat kebingungan dalam pemilihan double pivot untuk formasi 4-2-3-1 andalannya musim ini. Minimal
dari 7 pekan Liga Premier yang sudah dijalani, Van Gaal selalu merotasi kombinasi
2 dari 3 jangkar di lapangan tengah United.
Mari bedah satu persatu
kombinasinya.
Kombinasi pertama:
Carrick-Schneiderlin. Merupakan kombinasi andalan Van Gaal sejauh ini di Premier
League. Tercatat 4 kali (lawan Spurs, Villa, Southamton, dan Sunderland) keduanya
tampil mengawal lini tengah United sejak peluit babak pertama dimulai. Meski
terlihat padu di lini tengah United, kombinasi keduanya sebenarnya tak
rukun-rukun amat. Karena jumlah umpan antar keduanya tak pernah menonjol dalam
satu pertandingan. Hal ini bisa jadi pembagian tugas keduanya sangatlah jelas,
Carrick sebagai jangkar pelindung back-four
United, sedangkan ‘Air France’ Schneiderlin sebagai Box-to-box. Kabar baiknya, kombinasi Carrick-Schneiderlin di liga
Premier selalu menghasilkan 3 poin bagi Luis Van Gaal.
Meskipun kombinasi
Carrick-Schneiderlin membawa rasa aman bagi Meneer Belanda, namun sekali lagi
seperti disebutkan diawal tulisan ini, Van Gaal terlihat ‘gatal’ jika tak
memainkan dirijen United yang lain, Bastian Schweinsteiger. Terbukti duet
Carrick-Schneiderlin tak pernah penuh 90 menit. Schweni selalu masuk jadi orang
ketiga mengganggu kemesraan pasangan Carrick-Schneiderlin. Yang menarik adalah
pihak yang dikorbankan selalu Michael Carrick.
Kombinasi kedua: Schweinsteiger-Schneiderlin.
Kombinasi rekrutan anyar Manutd untuk mengarungi musim ini merupakan opsi Van
Gaal yang paling sering digunakan setelah duet Carrick-Schneiderlin. Meski nama
mereka terlihat indah ketikan dibuatkan sebutan untuk mereka, Schmidfield (baca: Membayangkan Solidnya
Lini Tengah Man United Bersama Schweinsteiger) nyatanya United selalu sial jika
keduanya diturunkan sejak awal pertandingan. Dua kali kombinasi Schmidfield
diturunkan manutd hanya berhasil membawa satu poin (imbang melawan Newcastle,
serta kalah melawan Swansea).
Kombinasi terakhir:
Carrick-Schweinsteiger adalah duet yang saya bayangkan sebagai pasangan ideal
bak dongeng sejak sebelum dimulainya musim ini. Melihat karakter permainan
keduanya yang saling melengkapi satu-sama lain, Carrick yang selama ini dengan
anggun-nya melindungi 2 bek tengah united, kini kedatangan jenderal lapangan
tengah timnas juara dunia Jerman, Schweinsteiger. Carrick akan legowo sedikit
kebelakang, dan menyerahkan inisiatif serangan kepada Bastian.
Kombinasi pemain gaek ini
nyatanya memang sangat superior, dengan sangat harmonisnya menjadi top passing combination (17 passing) kala
menghempaskan musuh bebuyutannya Liverpool 3-1 pada 12 September lalu. Satu-satunya
alasan yang saya coba pahami kenapa duet Carrick-Schweinsteir hanya satu kali
digunakan oleh Van Gaal sejak awal pertandingan adalah soal Chants. Van Gaal takut pendukung United
terbelah saat mengumandangkan chant-chant. Karena chant "It's Carrick, you know, it's hard to believe
it's not Scholes" akan sama lantangnya dengan "Deutsche fussball meister... Bastiaaan"
Adapun pertandingan Manchester
United musim ini yang tanpa kombinasi ketiganya terjadi diluar kompetisi Liga
Premier, yaitu pada pertandingan away Manchester United di Liga Champions
melawan PSV Eindhoven dan pertandingan Capital One Cup melawan Ipswich Town. Skema
kombinasi double-pivot pada 2
pertandingan tersebut hampir sama. Meneer Van Gaal lebih tertarik memainkan
kombinasi Schweni dengan Herrera. Dalam pertandingan versus PSV Eindhoven yang digelar
di Phillips Stadion itu keduanya sebenarnya tak buruk-buruk amat, bahkan bisa
dibilang cukup baik karena bisa menguasai lapangan tengah (ball possesion 38 berbanding 62 untuk united). Hererra pun pada
akhirnya diganti, dan apesnya bukan Schneiderlin atau Carrick yang masuk tapi
pemain-yang-dianggap-sebagai-juru-selamat-saat-united-terjepit, Fellaini.
Luis Van Gaal, pun menerima
'hukuman' dengan tak membawa satu poin pun dari pertandingan perdana fase grup
liga champions akibat mengingkari kombinasi impossible
triangle-nya. Sedangkan ketika melawan Ipswich Town, duet Schweinsteiger-Herrera
tak diganti Fellaini – mungkin ini alasan Manutd tak juga dihukum seperti saat
menghadapi PSV Eindhoven.
Pada akhirnya, LVG bisa saja
tutup mata, atau bahkan hitung kancing siapa yang akan mengisi double pivot united setiap pertandinganya.
Karena memilih 2 dari 3 jenderal lini tengah Manchester United musim ini tak
sepelik segitiga Penrose yang sangat membingungkan. Ketiganya adalah sosok
ideal diposisinya masing-masing. Masalah hanya akan muncul jika ada satu atau
dua dari ketiganya yang Cidera atau terkena larangan bermain. Karena nama yang
akan muncul adalah Hererra dan lebih apes lagi jika sampai nama Fellaini yang
keluar.
Jadi adakah kombinasi yang lebih
indah dari segitiga Carrick-Schweinsteiger-Schneiderlin?
Yang lebih mahal banyak.
Disclaimer:
Tulisan ini sudah rilis di rubik Pandit Sharing tanggal 16 Oktober 2015 https://www.panditfootball.com/pandit-sharing/186826/PSH/151016/sulitnya-memilih-dua-dari-tiga-gelandang-mu sejak saat itu saya belum menulis artikel kembali.