09 August 2013

Siaga 1 Fans Manchester United


"It's an honour United makes two bids, but there have been no talks. I didn't talk with any club since I joined Barça two years ago. My dream has always been to play at Barça and nothing has changed. I'm very, very happy here and I never thought about leaving" – Cesc Fabregas

Seharusnya setelah mendengar kalimat dari bintang iklan Biskuat itu, perasaan David Moyes hancur seperti saat dirinya masih muda dan mencoba melamar gadis impianya namun gadis itu menolaknya. Tentunya Fabregas bukanlah seorang gadis yang hanya ingin menguji seberapa jauh usaha, perjuangan dari laki-lakinya dalam menggapai dirinya. Kecil pula kemungkinan Fabregas akan merasa kasihan pada Moyes setelah beberapakali tawaran dan menyetujui untuk menjalin hubungan bersama. Ini bukan cerita romantisme percintaan cinta Abelard dan Heloise, namun bagi saya ini bak kisah mitologi Yunani antara dewa musik Apollo dengan Dafne adalah putri dari dewa sungai Peneus.

Jawaban dari bidikan utama Moyes di bursa transfer perdananya bersama Manchester United itu sangatlah jelas, tak lagi tersirat. Maka akan terlihat bodoh jika Moyes terus ngotot mendapatkan tanda tangan mantan kapten Arsenal tersebut. Itu artinya bursa tranfer United era Moyes hanyalah cerita tentang penolakan. Setelah Kevin Strootman lebih memilih AS Roma ketimbang United, Thiago Alcantara yang melipir ke sekumpulan alien di Jerman, Bayern Munich. Kini United harus kembali mengalami penolakan oleh Cesc Fabregas, meski kali ini alasan penolakanya bukan berpindah ke lain hati, namun Fabregas mendadak menyanyikan lagu Fatin Sidqia, “Maafkan diriku memilih setia... Walaupun ku tahu cintamu lebih besar darinya...

Beberapa hari yang lalu, saya terjebak pada sebuah perdebatan di jejaring sosial mengenai seberapa perlukah Fabregas bagi kebutuhan tim saat ini. Topik yang sengaja dilontarkan oleh akun fanbase (non official) United berbahasa Indonesia dalam memperingati saga tranfer Cesc Fabregas. Saya tak mau terjebak pada debat antara pihak yang tahu dan yang tidak, karena hal ini bukan semata persoalan kebutuhan dalam tim. Lebih jauh lagi, prosesi bursa tranfer bagi tim-tim besar (atau yang berambisi jadi besar) juga bermakna sebagai kebutuhan flagship, pencitraan, atau sekedar pengukuran seberapa mampu sebuah tim merekrut pemain.

Masih ingatkah dengan aktivitas transfer Real Madrid pada era Los Galacticos jilid 1? Jika alasan kebutuhan dan kekuatan tim, seharusnya Real Madrid tak harus membelanjakan banyak kas-nya hanya untuk mempertemukan Zenedine Zidan, Ronaldo, Luis Figo, dan David Beckham dalam satu hamparan rumput yang sama. Bahkan yang terbaru bisa tanyakan pada Sandro Rosell, kenapa dirinya ngotot mendatangkan Neymar dari Santos, atau jika menjadi kenyataan, tanyakan urgensi Real Madrid mendatangkan Garreth Bale, saat mereka masih memiliki C. Ronaldo, Mesut Ozil, dan Angel Di Maria. Benarkah kebutuhan tim?

Bagi saya ini semacam early warning system bagi seluruh keluarga besar Manchester United. Saya sebut demikian karena serangkaian kegagalan di bursa transfer kali ini sejalan dengan pencapaian tim pada tur pra-musim. Meski hanya bertajuk pemanasan, rapor 2 kali kemenangan, 2 kali seri, dan 2 kali menelan kekalahan, bukanlah hasil yang melegakan. Jika Moyes masih berdalih skuad yang ia turunkan belumlah yang utama, para pemain belum mencapai level kebugaran yang optimal, sang lawan juga demikian, lawan united di laga pramusim kali ini jika mau tega bisa dibilang beberapa level dibawah united, bahkan ada tim yang baru dibentuk beberapa minggu khusus untuk menghadapi United. Terlalu kejam jika ini semua ditumpahkan kepada pelatih anyar David Moyes, karena ini bukan keraguan terhadap kapasitas dirinya, namun lebih besar lagi keraguan pada Manchester United

Dua hari lagi Manchester United akan menghadapi Wigan di Community Shield, kemudian tujuh hari berselang dari laga versus Wigan itu genderang perang Liga Inggris pun di mulai. Artinya tak banyak waktu lagi untuk berbenah dan berburu pemain meski masa transfer window masih dibuka sampai September mendatang. Kemungkinan besar laga di Community Shield dua hari lagi ini menjadi penentu harapan para fans untuk musim mendatang, optimisme atau pesimisme bisa direvisi saat laga itu.

Saya tak menyarankan Fans United untuk ragu pada tim kesayanganya. Saya hanya ingin para fans merevisi harapanya pada musim mendatang. Karena layaknya di kehidupan nyata, kebanyakan orang jatuh karena tak pandai mengelola harapannya. Percaya diri itu penting, tapi sadar (akan kekuatan) diri sendiri lebih penting. 

Rasa-rasanya saya mesti bersyukur tak banyak pertandingan Liga Inggris yang disiarkan televisi non-berbayar, karena saya dan pendukung United lainya tak akan sering di ejek oleh para awam sepakbola kala musim 2013/14 bergulir nanti.

Sir Alex pun berujar: Piye Kabare, Enak Jamanku Toh?

1 komentar:

Kita tunggu saja kejutan bursa transfer tahun ini.
Siapakah pemain bintang yang tiba2 merumput di old trafford.

Post a Comment