19 June 2013

Cerita Kancil Harga Bahan Bakar Minyak (Part 4-Habis)


Saya bersemangat sekali sebelum menulis tulisan ini, bukan karena seri cerita kancil harga bahan bakar minyak akan segera saya akhiri ― saya tak ingin terjebak dalam kasedihan yang berlarut-larut ketika kebersamaan saya dengan harga BBM lama akan segera habis. Alasan semangat saya adalah karena tulisan ini adalah yang paling kancil diantara tulisan cerita kancil saya sebelumnya. Let’s see how.

Akhir-akhir ini gemuruh pergolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di Indonesia kembali menyeruak. Waktu tidur saya menjadi berkurang lantaran saya tak mau tertinggal dalam euforia ini. Baya yang menarik adalah ketika berbagai pengamat dan intelektual saling beradu argumen, riset dilawan riset, tulisan dibalas dengan tulisan. Meskipun pertarungan kini menjadi agak timpang, lantaran tulisan bercorak mendukung kenaikan harga BBM lebih superior dan gampang dijumpai daripada tulisan yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi ― seperti yang sudah saya tulis sebelum ini, saya yakin belum banyak yang menulis seberapa besar subsidi BBM tahun 2012 dilihat dari kaca mata sepakbola.

Belum lama ini saya melihat majalah Bola Vaganza yang menampilkan foto Luis Figo, Ronaldo, Zinedine Zidane, dan David Beckham di halaman depannya. Maka dari itu setelah dua paragraf foreplay diatas, mari sejenak kita menundukan kepala untuk mengenang kembali kegilaan Los Galacticos.

Tahun 2000 Florentino Perez mencoba menyusun sekenario gila mengumpulkan pemain-pemain bintang sepakbola di Real Madrid. Siapa saja yang berasil dibawa? Tahun pertama ia membajak Luis Figo dari Barcelona dengan mahar 39 juta pounds (sekitar 585 miliar Rupiah). Tahun kedua, Zinedine Zidane didatangkan dari Juventus dengan nilai transfer 48 juta pounds (sekitar 720 miliar Rupiah). Tahun ketiga, ada Ronaldo yang  merapat dengan label 30 juta Pounds (sekitar 450 miliar Rupiah)dari Inter Milan. Selanjutnya, aristokrat sepakbola Inggris, David Beckham  ditebus dari Manchester United dengan nilai 25 juta pounds (sekitar 375 miliar Rupiah) dan Terakhir Michael Owen dan Robinho seharga 10 juta Pound (sekitar 150 miliar Rupiah). Total dana yang dikeluarkan dari kantong Perez untuk ide gilanya yang bertajuk Los Galacticos jilid satu untuk 5 pemain bintang tersebut adalah 152 juta Pound atau sekitar 2,2 Triliun Rupiah!

Selesai bermain main dengan Los Galacticos jilid satu, Perez digantikan oleh Ramon Calderon (Februari 2006) sebelum pada akhirnya Perez kembali menjadi presiden Real Madrid di tahun 2009. Bisa ditebak apa yang terjadi sekembalinya Perez ke Madrid tahun itu? Kegilaan selanjutnya adalah: mewujudkan Los Galacticos jilid dua.  Pada mega proyek yang kedua itu Perez kembali mendatangkan beberapa pemain bintang ke Santiago Bernabeu, di antaranya Kaka, Karim Benzema, Xabi Alonso, Sami Khedira, Mesut Oezil, dan Cristiano Ronaldo. Total dana yang di belanjakan untuk mendapatkan 6 bintang ini adalah sekitar 400 juta Pounds atau sekitar 6 Triliun rupiah. Artinya jika digabungkan dengan bintang Los Galacticos jilid 1 dan pemain-pemain semenjana lain (karena saya berani taruhan anda pasti lupa nama-nama ini pernah di Real Madrid) yang di beli Florentino Perez macam Wálter Samuel, Thomas Gravesen, Jonathan Woodgate, Pablo García, Makalele,  Julio Baptista dan masih banyak lagi, harian Marca menyebut Florentino Perez merogoh kocek sebesar 860 juta pounds atau sebesar 13 Triliun Rupiah!

Mari kita melompat ke Inggris. Bagaimana dengan Roman Abramovic yang mampu make-over klub asal London, Chelsea FC. Menurut Transfermarkt, Taipan minyak asal Rusia itu total sudah mengeluarkan 868,8 juta Pounds (sekitar 13 Triliun Rupiah) untuk membeli 73 pemain dan merekrut 10 pelatih. Itu belum termasuk biaya operasional klub lainnya. Jika ditambahkan dengan harga pembelian Chelsea pada Agustus 2003 yang konon sebesar 160 juta Pounds (sekitar 2,4 Triliun Rupiah), maka jumlahnya menjadi 15, 4 Triliun Rupiah. Sebuah angka fenomenal untuk merubah sejarah klub asal London Barat itu dalam kurun waktu 10 tahun.


Selanjutnya,  apa kabar dengan Manchester City? Meski tertulis Abu Dhabi Groub pada legal formal pemilik klub, namun nama Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan boleh dibilang menjadi kompetitor tangguh bagi Florentino Perez dan Roman Abramovic (meskipun Perez hanya presiden bukan pemilik klub). Nama Sheihk Mansoer mendadak tenar di dunia sepakbola lantaran menggelontorkan uang senilai 300 juta Pounds (sekitar 4,5 Triliun Rupiah) untuk membeli Manchester City dari tangan  Perdana Mentri Thailand, Thaksin Shinawatra. Tak berapa lama dari pembelian prestisius itu Manchester City langsusng mencatatkan rekor pembelian pemain termahal di Liga Inggris, yaitu sebesar 32 juta Pounds (sekitar 525 miliar Rupiah) atas nama Robinho. Menurut situs tranferleague.co.uk tercatat sampai tahun 2013 Manchester City tak kurang telah mengucurkan dana sebesar 536 juta Pounds (sekitar 8 Triliun Rupiah) untuk mendatangkan 44 pemain senior baru. Maka total uang yang harus keluar dari rekening dari Sheikh Mansour adalah 836 juta Pounds  atau senilai 12,5 Triliun Rupiah!

Lalu apa arti dari semua angka-angka yang luar biasa itu? 

Angka-angka luar biasa dari Real Madrid, Chelsea, maupun Manchester City diatas muncul begitu saja dalam imajinasi liar saya melihat angka subsidi BBM tahun 2013 dalam APBN kita tercantum 194 Triliun. Saat itu saya membayangkan seberapa besar sebenarnya angka yang dikeluarkan  untuk mensubsidi konsumsi BBM masyarakat selama satu tahun di Indonesia? Dengan mengacu pada angka-angka yang digunakan Florentino Perez untuk membangun Los Galacticos (13 Triliun) dalam 12 tahun, Roman Abramovic yang mencoba membeli sejarahnya sendiri di Chelsea (15 Triliun) dalam 10 tahun, atau Sheihk Mansoer yang duduk di Etihad Stadium selama 5 tahun (12,5 Triliun), mari kita sedikit sejenak berhayal bersama-sama seberapa gila orang-orang Indonesia dibanding dengan 3 jutawan sepakbola itu.

Mendadak tahun depan (2014) ada orang Indonesia yang memiliki 8 tim raksasa di 8 liga terbaik di Eropa ― karena kepemilikan lebih dari 1 klub di suatu negara dianggap melanggar etika kesopanan. Liga Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, Perancis, Belanda, Portugal dan Rusia. Kedelapan klub tersebut disulap menjadi seukuran Los Galacticos dua jilid yang digabungkan, serta kebijakan transfer seperti Manchester City yang boleh membelanjakan uang diatas 100 juta pound sekali belanja, serta belanja pelatih seperti Chelsea jika gagal menuai kesuksesan maka pemecatan sebagai bayaranya. Nilai belanja pemain dari ke 8 klub seukuran Los Galacticos tersebut hanya sebesar 120 Triliun Rupiah (hasil perkalian 15 Triliun dikali 8 klub).

Kemudian di tahun 2015, dunia sepakbola di gegerkan dengan hasil perdelapan final Liga Champions yang meloloskan delapan tim milik orang-orang Indonesia. Kemudian mulai sejak itu banyak pecinta sepakbola Indonesia yang berlalu-lalang di stadion-stadion besar Eropa. Belum lagi ketika 8 raksasa Eropa itu menjalani tur pra musim, jangan kaget kalo mereka nantinya akan bermain di Stadion Moh. Sarengat, Batang atau Stadion Maguwoharjo, Sleman. Sponsor Jersey klub papan atas Eropa pun berubah jadi nama-nama produk yang tak asing di telinga kita semacam Kong Guan, Sumber Kencono Transport, Danar Hadi Batik, Toga Mas Book Store, Bank Saudara, Srabi Notosuman dan nama-nama produk lain yang biasa dijumpai sehari-hari kini sangat populer di Eropa. Semuanya dilakukan hanya dengan menyisihkan subsidi BBM selama satu tahun saja.

Tiba-tiba saya terbangun dari mimpi, lantas menyadari kegilaan manajemen sepakbola Eropa tidak begitu mengejutkan jika dibandingkan dengan... ahh sudahlah. Haha

"Humor seringkali menyelamatkan seseorang dari derita yang sebenarnya tak tertanggungkan, Saat derita sudah tak lagi bisa ditolak, kenapa tidak sekalian saja menertawakannya jika dengan itu kita bisa bertahan lebih panjang " – Aqwam Farizan

* Dari berbagai sumber, asumsi kurs rupiah terhadap pound adalah Rp. 15.000/Pounds

2 komentar:

Hahahha ada yang kurang, coba melihat jajaran pemilik klub Arsenal, saya kepo cari info yang akurat dan ternyata ada satu nama dengan kekayaan, si pemilik City itu cuma 10% nya dari kekayaan orang tersebut. Tetapi orang tersebut hanya orang dibalik layar.

Haha.. emang iya gitu? gw sih ngga pernah nyari tentang pemilik Arsenal, soalnya mencurigakan kalo ada lo bilang lebih kaya dari Sheikh Mansoer, kan Arsenal ngirit hahaaa

Post a Comment