16 March 2013

Hanya Cerita Tentang 15 Point!


Most days of the year are unremarkable. They begin, and they end, with no lasting memories made in between. Most days have no impact on the course of a life.“ – 500 days of summer.

Saya pikir Ferguson ingat kata-kata narator dalam film fiksi yang dibintangi oleh Zooey Deschanel dan Joseph Gordon-Levitt itu, sebelum pertandingan versus Reading di Old Trafford, minggu dini hari ini dimulai. Meski dua jam sebelum pertandingan dimulai, rival terdekat manutd tersungkur di Goodison Park, Ferguson nampaknya tak ingin menganggap pertandingan ini lebih spesial dari pertandingan-pertandingan lain. Hal ini terbukti dari line-up yang diturunkan, menurut saya bukan the winning streak yang biasa digunakan untuk memastikan pertandingan agar lebih mudah ― tanpa merendahkan Reading.

Selain duet Vidic-Ferdinand dan Rooney-Van Persie tak ada lagi yang membuat nyaman bagi pendukung manutd. Nama-nama penghias starting line-up seperti: Carrick, Kagawa, dan Valencia menghiasi bangku cadangan, bahkan bagi Luis Nani, Patrice Evra, Phil Jones, Paul Scholes hanya bisa menyaksikan teman-temannya bergulat di lapangan hijau dari bangku penonton kala cedera mendera mereka.

Pertandingan pun sudah bisa ditebak: berjalan ala kadarnya ― mungkin seperti penampilan Fatin kemaren malam di X-Factor Indonesia yang dianggap kurang power dan seperti biasanya ketika membawakan lagu milik No Doubt berjudul "Don't Speak". Saat pertandingan saya bahkan menyempatkan multitaskting dengan melihat garis waktu, bermain Free Cell, mencoba beberapa picture stlye Canon dan juga mempersiapkan materi buat tulisan ini, saat pertandingan berlangsung. Satu-satunya yang cukup saya nantikan di pertandingan adalah bagaimana Ryan Giggs dan Anderson berbagi peran di lapangan tengah untuk menyeimbangkan tim.
Akhirnya rasa penasaran saya terjawab di pertandingan, Ryan Giggs pada pertandingan itu menurut saya lebih berperan sebagai Ball Winning Midfielder, bukan Deep-Lying Playmaker atau Holding Midfielder yang sukses diperankan oleh Michael Carrick musim ini. Ball-Winning Midfielder (BWM) adalah Anchor Man yang berada di posisi Central Midfielder. Jadi sekali lagi, menurut saya Ryan Giggs di pertandingan ini tidak menggantikan peran Carrick.

Selain penampilan gemilang bintang iklan rokok Indonesia, Rio Ferdinand yang mencuri perhatian saat intersep atas serangan Reading nya berhasil diteruskan dengan solorun dan dribling yang fantastis dan berujung pada assist kepada Wayne Rooney, tak ada peran yang menonjol di kubu Setan Merah.


Rekan Ryan Giggs di lapangan tengah, Anderson yang diharapkan menggantikan Tom Cleverley pun nampaknya gagal menjadi seorang box-to-box midfielder yang ampuh, ia terlihat lebih berhati-hati memerankan posisi ini yang berujung pada passes completion-nya yang yak begitu tinggi. Alexander Buttner yang didapuk menjadi pengganti Pratrice Evra juga demikian, selain tatto di sekujur tubuhnya, dan namanya yang selalu mengingatkan saya pada mentega, juga tak ada yang spesial. Ashley Young dan Danny Welbeck pun setali-tiga-uang dengan Anderson dan Buttner, penampilanya tak semengerikan duet Nani-Valencia yang terbukti ampuh dua musim belakang ini mengalirkan bola lewat sisi-sisi lapangan. Bahkan Welbeck nampaknya menjalani peran di pertandingan ini lebih sebagai Poacher jika duet Rooney-Van Persie macet. Smalling apalagi, yang saya ingat hanya crossingnya yang begitu tinggi di menit 70an.

Di pihak Reading, hampir tak ada yang mencuri perhatian di pertandingan itu selain Cartaker baru Eamonn Dolan, dengan beberapa kali tertangkap kamera tengah hiperaktif dipinggir lapangan. Cartaker yang sebelumnya menjadi pelatih akademi sepakbola Reading seringkali terlihat melakukan bahasa isyarat untuk anak buahnya dengan gerakan-gerakan yang unik, sepanjang pertandingan juga ia acapkali berdiskusi dengan staff pelatih Reading lainya. Atas usahanya yang tak kenal lelah berdiri di pinggir lapangan itu saya anugrahkan sebagai Man of The Match bagi Reading.

Hasil ini membawa keunggulan 15 point atas “tetangga yang berisik” dengan 9 pertandingan sisa, selain sebagai pengurai kegalauan para pemain dan fans pasca tersingkir secara dramatis dari Real Madrid di Liga Champions ― dan beruntung Manutd tak kalah dari Chelsea minggu lalu. Hitung-hitungannya, dari 29 pertandingan Manutd mengemas 74 point, sementara Mancity mengemas 59 point, dengan sisa 9 pertandingan (27 point maksimal), Manutd akan mengunci gelar ketika bisa mengumpulkan 12 poin (4 kali kemenangan). Namun bagi saya gelar ke-20 bagi Manutd bisa dipercepat  jika Manutd bisa mengalahkan Mancity di Old Trafford 2 minggu mendatang ― dengan catatan Manutd juga Menang lawan Sunderland pekan depan.

Pasca pertandingan Ferguson pun berujar "Kami akan bermain tandang melawan Sunderland di laga berikutnya, di mana selalu sulit untuk bermain di sana. Lalu kami harus menghadapi Manchester City di kandang. Jika Anda cepat merasa puas, maka Anda tidak akan mendapatkan poin dan juga titel juara."

Akhirnya pertandingan ini sama sekali tak spesial, selain keunggulan 15 point. Harusnya Manutd tak usah ikutan berpartisipasi agar Liga Inggris kembali terlihat 'kompetitif' dengan mengurangi keunggulan itu ― seperti musim lalu yang perolehan gelar juara harus dipastikan di menit-menit akhir liga, dan menjadikan Liga paling dramatis didunia, biar lah musim ini menjadi musim yang sempurna bagi Manutd di Liga Inggris,

Selamat beristirahat. :)

*foto: Matthew Peters/Getty Images

0 komentar:

Post a Comment