03 May 2010

RANJANG TUA ITU MENGINGATKANKU

# HALAMAN INI MEMBIRUSudah lama tangan ini tidak menari di atas keyboard mengisi sebuah catatan yang dulu berlatar hitam kini menjadi biru cerah, entah sengaja atau ngga, masa gelap itu berangsur-angsur pudar dan kini menjadi sebuah bentang langit biru nan cerah bertabur ribuan harapan.

# NAMAKU SYARIFUDIN ZUHDI
Ketika aku lahir kakek dan nenek ku memberi nama ku Syarifudin Zuhdi, sekitar 10 menit sebelum Adzan subuh hari Rabu tanggal 20 September 1989 aku menghirup udara bumi untuk kali pertama. Sebuah pertanyaan yang tidak aku mengerti sampai sekarang kenapa namaku tidak seperti nama-nama saudaraku, hanya namaku lah yang di beri nama belakang, nama ayahku.

# PREMATUR ITU PINTAR
Kalimat harapan (mungkin juga doa) yang sering aku dengar dari ibuku dari aku kecil sampai aku yang sekarang ini. Aku lahir 2 bulan lebih awal dari waktu kelahiran bayi normal, maka sejak saat itu aku disebut bayi prematur. Kalimat sederhana diatas yang membuat saya seperti sekarang, seorang optimisme sejati yang terkadang oportunis. Karna nyatanya saya tidak cukup pintar untuk membuat rancangan senyawa baru pengganti Palladium seperti yang dilakukan Tony Stark dan aku pun masih kalah pintar dari Steve Jobs yang bisa mencatatkan namanya dalam 100 great thinker of the year versi majalah Time, sedikit orang yang bisa menggabungkan kreativitas dengan intelektual.

# PAGI BUTA INI AKU TERINGAT IBUKU YANG SENDIRIAN DIRUMAH

# JATUH DENGAN KEPALA MEMBENTUR ASPAL ITU SAKIT
Masih teringat sore hari sekitar pukul 16.30 di depan rumah aku terjatuh dari atas pundak kakakku ketika tengah bermain menara orang. Aku terjatuh dengan posisi kepala menghantam aspalt dari ketinggian sekitar 160 cm, darah pun memancar dengan deras dari atas kepala bagian depan, pandanganku saat itu berubah menjadi merah seperti ketika berada diruangan pencucian film konvensional. Ibuku yang saat itu mencuci lukaku pun seketika panik ketika darah yang mengalir dari kepalaku saat itu tidak menunjukan tanda-tanda akan berhenti, nampak pula wajah sedih kakakku yang terlihat tak kuasa meneteskan airmata nya karena merasa paling bersalah saat itu. Kini 12 tahun berselang dari hari itu, aku masih sering merasakan ketakutan ketika berhadapan dengan ketinggian.

# SELAMA (KURANG-LEBIH) 17 TAHUN SAYA TIDUR MENGGUNAKAN RANJANG YANG SAMA
Pagi buta ini (2.00am) peer dari Spring Bed yang aku gunakan sandaran tidur sejak berada dikota ini, berbunyi begitu keras mengikuti gerakan tubuh ini yang nampak gelisah menjelang tidur. Bunyi ini pun seketika mengingatkanku pada sebuah Ranjang Tua super besar yang telah ada sejak aku lahir di dunia ini. Ranjang tua itu begitu nyaman digunakan alas tidur dan teman ketika aku tengah sedih dan meneteskan air mata. Ranjang tua itu pula pernah menjadi saksi keharmonisan keluargaku dulu ketika suatu malam kami sekeluarga tidur pada Ranjang Tua itu, aku, kakak, ibu dan ayahku. Sebuah keadaan yang tidak bakalan terjadi saat ini atau sampai kapanpun.

# JAKARTA ADALAH IBUKOTA NEGARA INI

# AYAHKU MENINGGAL SEPULUH HARI SEBELUM MIMPI BESARKU TERWUJUD
Pagi itu tanggal 19 Juli 2009, dua hari setelah Bom mengguncang dua hotel mewah di jakarta, Ritz Carlton dan JW.Marriot. Ayahku dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul 7.30 pagi, pagi itu aku masih sempat menggandengnya menuju mobil kakakku yang telah terparkir didepan rumah, aku lihat tatapan mata ayahku saat itu begitu tajam kepadaku, namun aku memalingkan pandanganku karena aku tidak mau itu menjadi tatapan mata terakhir salah satu sosok yang paling berjasa dalam hidupku. Akupun berharap beliau cepat pulang dari Rumah sakit dan sembuh seperti sediakala. Pada siang hari di hari yang sama harapan itupun setengah benar, ayahku pulang cepat dari rumah sakit, namun beliau juga sudah berpulang ke rahmatullah. Ternyata tatapan tajam dipagi hari itu kepadaku memang berarti salam perpisahan dan tersirat nampak seperti ucapan selamat tinggal anak ku, semoga mimpi-mimpi kamu tercapai kelak dikemudian hari, ayah hanya bisa menemanimu sampai disini saja...10 hari berselang dari hari paling kelabu sepanjang hidupku, salah satu mimpi besar (Impianku dan impian ayahku) terwujud, aku di terima di Universitas Gadjah Mada.

Ayah, mimpi aku terkabul, kini aku sekarang kuliah di ugm dan ayah tidak perlu memikirkan biaya kuliahku karna aku sekarang mendapat beasiswa penuh, aku berjanji akan berjuang di sini demi ayah, demi keluarga, demi masa depan yang lebih baik...
(semoga ayah membaca tulisan ini)
# BACKSOUND: TANG TERBAIK BAGIMU (JANGAN LUPAKAN AYAH)
Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku melambung
Disisimu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi
Serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi
Yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku
Terbelenggu jatuh dan terinjak

Reff :
Tuhan tolonglah sampaikan
Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya
Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik itu
Kan bergulir kembali
Kurindukan suasana
Basuh jiwaku
Membahagiakan aku
Yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu
Yang pernah terlewati

0 komentar:

Post a Comment